LOGISTIKNEWS.ID – Chairman The International Federation of Freight Forwarders Association (FIATA) Regional Asia Pasifik (RAP) Yukki Nugrahawan Hanafi, membuka langsung kegiatan FIATA-RAP Meeting, di Nusa Dua-Bali pada Jumat (12/7/2024).
FIATA-RAP 2024 yang juga dirangkai dengan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI/ILFA) bertema ‘Sustainable Logistcs: Prioriting Digital Transpormation & Human Capacities’ itu digelar selama dua hari, 11 s/d 12 Juli 2024.
Dalam sambutannya, Yukki mengatakan bahwa aktivitas logistik sangat penting bagi perekonomian suatu negara dan oleh karenanya kebijakan apapun yang diambil oleh Pemerintah di sebuah negara dapat berdampak pada kinerja logistik.
Dia menyampaikan, pada hari pertama FIATA-RAP yang dirangkai dengan Rapimnas ALFI/ILFA, pada Kamis 11 Juli 2024, juga telah didiskusikan isue menarik mengenai beberapa topik dengan UNESCAP, yakni sebuah badan PBB di kawasan Asia Pasifik yang fokus pada ekonomi sosial.
“Saya berharap UNESCAP akan terus membina dan mendukung pertemuan dan diskusi semacam ini dengan FIATA untuk memfasilitasi perkembangan pertumbuhan logistik di masa depan,” ucap Yukki.
Yukki berharap para peserta pada moment FIATA-RAP 2024 ini dapat mengoptimalkan kesempatan untuk memperluas jaringan dan menjajaki peluang kerjasama bersifat business to business (b to b).
“Bagi peserta dari Indonesia, saya harapkan ini adalah kesempatan untuk memulai usaha internasional dan mengambil manfaat maksimal setelah Indonesia menjadi tuan rumah acara ini,” ujarnya.
Yukki juga berpesan supaya peserta dari negara lain, perlu menjajaki networking dengan perusahaan-perusahaan Indonesia ditengah besarnya potensi dan kompleksnya logistik di Indonesia.
“Harapannya, dengan kolaborasi dan partnership itu akan memberikan solusi yang lebih baik terhadap pelayanan logistik kepada customer di negara anda,” papar Yukki.
Pada meeting FIATA-RAP 2024 itu, masing-masing delegasi juga memaparkan tentang kebijakam, perkembangan, problematika hingga capaian logistik di negaranya.
Delegasi India misalnya, mempresentasikan berbagai peluang bisnis logistik di negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia.
Menurut perwakilan dari delegasi negara tersebut, India merupakan negara dengan peluang bisnis tanpa batas.
Hal ini tentu menjadi kesempatan bagi para pelaku usaha, khususnya pelaku usaha sektor logistik. Apalagi, pemerintah India terus melakukan pembenahan infrastruktur sehingga bisa mendukung kegiatan logistik.
Semetara itu, Presiden Director FIATA Dr. Stephane Graber, melaporkan berbagai program FIATA, antara lain terkait perkembangan implementasi eFBL (Digital FIATA Multimodal Bill of Lading-Digital FBL).
Angka penggunanaan eFBL, menurutnya terus mengalami peningkatan signifikan dalam dua tahun terakhir.
Hingga saat ini, sekitar 2000 eFBL telah terjual di seluruh dunia, termasuk ke India dan Vietnam.
“CargoX dan Cargowise merupakan dua software yang menjadi favorit dalam penerbitan eFBL,” katanya.
Disamping implemntasi eFBL, Stephane juga menggarisbawahi kegiatan pelatihan yang juga menjadi program utama FIATA dalam setahun terakhir.
Kegiatan training, termasuk ICAO FIATA dangerous goods by air training program, katanya, terus mengalami peningkatan.
“Di samping kedua kegiatan tersebut, dalam setahun terakhir, kami juga fokus dalam melaksanakan global air cargo program dan implementasi trade facilitation measurers,” ujar Stephane.[redaksi@logistiknews.id]