Industri Cold Chain Logistics bakal Terus Tumbuh, Pebisnis Siap ?

  • Share
Truk Logistik terjebak kemacetan parah di akses pelabuhan Tanjung Priok pada Selasa (14/5/2024).

LOGISTIKNEWS.ID – Pada tahun 2025 transportasi berpendingin di Indonesia diproyeksi tumbuh sekitar 14% dan cold storage bakal tumbuh pada kisaran 8%.

Ketua Umum Asosiasi Rantai Pendingin Indonesia (ARPI) Hasanuddin Yasni,  memproyeksikan pertumbuhan layanan pengiriman lebih tinggi daripada layanan penyimpanan karena peningkatan yang tinggi pada proses pangiriman di last mile delivery, termasuk dengan kemudahan order via online.

“Bahkan, proses pengiriman sudah mulai lintas pulau,” ucapnya melalui siaran pers-nya diterima redaksi Logistiknews.id pada Senin (4/11/2024).

Sementara itu, Founder & CEO Supply Chain Indonesia (SCI) Setijadi, menjelaskan kebutuhan penerapan cold chain logistics (CCL) di Indonesia sangat tinggi dan menjadi layanan yang semakin dibutuhkan.

CCL menjadi potensi bisnis yang menjanjikan juga karena sangat dibutuhkan pada industri makanan dan minuman serta pertanian, kehutanan, dan perikanan yang merupakan kontributor pertama dan kedua terbesar terhadap produk domestik bruto (PDB).

Pada triwulan II-2024, misalnya, kedua industri itu berkontribusi berturut-turut sebesar 13,78 persen dan 6,74 persen terhadap PDB.

Setijadi mengatakan, CCL sangat dibutuhkan untuk berbagai komoditas pangan yang bersifat mudah rusak (perishable).

Setijadi, Founder SCI

“Penerapan CCL sangat penting untuk mengurangi losses & waste pangan yang besar. Berdasarkan data FAO, losses & waste komoditas daging sebesar 20 persen, perikanan sebesar 35 persen, serta buah dan sayur sebesar 45 persen,” ujarnya.

SCI menilai, kapabilitas pengelolaan rantai dingin sangat penting bagi penyedia jasa logistik maupun industri pengolahan (makanan-minuman, farmasi, dsb.), ritel, termasuk restoran, dan lain-lain.

Setijadi menyatakan pengembangan kapabilitas industri dalam pengelolaan rantai dingin sangat penting tidak hanya bagi industri itu sendiri tetapi juga dalam mendukung visi dan program pemerintah, termasuk dalam pelaksanaan beberapa misi dalam program Pemerintah saat ini, atau Asta Cita

“Penerapan rantai dingin diperlukan antara lain dalam mendukung pencapaian swasembada pangan (Asta Cita kedua), hilirisasi dan industrialisasi untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri (Asta Cita kelima), serta membangun dari desa dan dari bawah untuk pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan sebagaimana program Pemerintah saat ini,”ujar Setijadi.[redaksi@logistiknews.id]

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *